Sunday, July 10, 2016

Hilo Green Community


HiLo Green Community
HiLo Green Community ialah komunitas anak muda yang peduli, mempunyai ketertarikan dan kemauan untuk beraksi bagi kebaikan lingkungan. Para anak muda yang mempunyai jiwa lingkungan tinggi dikumpulkan untuk melaksanakan agresi konkret bagi lingkungan secara berkelanjutan. Kontribusi dari setiap anak muda HiLo Green Community memberi tugas penting bagi kesadaran masyarakat biar mulai mengasihi lingkungan sekitar dengan aneka macam cara.

HiLo Green Community Tangerang Raya
HiLo Green Community juga sebuah komunitas nasional di mana sudah terdapat di 20 kota besar Indonesia, salah satunya ialah di Tangerang Raya. Awal berdirinya HiLo Green Community Tangerang dimulai dari seruan pihak Nutrifood di Tangerang kepada para finalis dan semifinalis HiLo Green Ambassador beserta Kang Nong se-Tangerang Raya. Munculnya kesadaran masyarakat untuk peduli  pada lingkungan, menciptakan siapa pun bisa menjadi biro perubahan akan lingkungan yang lebih baik. Sehingga HiLo Green Community memulai dengan mencari dan mengajak para cowok yang mempunyai passion kepada lingkungan. Sejak tahun 2013, komunitas ini pun semakin besar dari tahun ke tahun dengan bertambahnya jumlah anggota dan aneka macam agresi konkret bagi lingkungan. 

Kegiatan pertama yang dilakukan Denny Aswinata sebagai ketua pertama dari HiLo Green Community tempat Tangerang Raya ialah bekerja sama dengan Pemerintah tempat Tangerang yang didukung juga oleh pihak Nutrifood, membangun taman hijau bagi masyarakat. Setiap HGC nasional, masing-masing regional mempunyai local wisdom sebagai ciri khas dari wilayahnya sendiri. HGC Tangerang Raya sendiri fokus dalam pelestarian pulau dan para anggota komunitas regional ini dikenal dengan anak pulau di mata nasional. Pulau yang pernah diselenggarakan kegiatan lingkungan yaitu Pulau Tidung, Pulau Pramuka, Pulau Karimun Jawa, Pulau Sangiang dan pulau-pulau sekitar Kepulauan Seribu.

Kegiatan-kegiatan yang pernah dilakukan oleh HGC Tangerang Raya yaitu mengelilingi pulau dengan berjalan atau bersepeda, mengadakan kunjungan ke konservasi penyu, penanaman mangrove dan pelestarian pulau dengan mengedukasi masyarakat sekitar. Penanaman mangrove yang dilakukan merupakan kegiatan berkelanjutan untuk terus merawat dan melestarikan tanaman mangrove dengan minimal satu tahun akan dipantau oleh para anggota HGC Tangerang Raya. Aksi lingkungan ini dilakukan untuk mengurangi kerusakan lingkungan yang bisa terjadi tanggapan kegiatan sehari-hari yang kita lakukan, ibarat menggunakan kendaraan pribadi, membuang sampah sembarangan, merusak tanaman yang indah di pinggir jalan ataupun hal biasa lainnya.

Setiap kegiatan yang dilakukan oleh HGC Tangerang Raya bisa diikuti oleh anak muda maupun masyarakat lainnya yang memang peduli terhadap lingkungan dan mau bertindak konkret untuk bisa menjaga lingkungan yang lestari dan bersih. Cara yang bisa dilakukan bagi yang ingin ikut serta dalam agresi lingkungan HGC Tangerang Raya dengan mendaftar dan bisa melalui bantuan pendanaan pada kegiatan tersebut. Acara yang diselenggarakan pun mempunyai batas tertentu sehingga akan dipilih beberapa dari para pendaftar yang ada. Hal ini juga dilakukan alasannya ialah para pendaftar yang ikut harus mempunyai kemauan untuk beraksi konkret bersama para anggota HGC lainnya.

Membangun Pulau Sangiang

Kegiatan yang beberapa final waktu ini diselenggarakan yaitu menjaga kelestarian pulau Sangiang yang berkolaborasi dengan organisasi non-profit Bangun Pulauku. Para (sebutan anak HGC) melaksanakan pelestarian pulau dengan awalnya menciptakan Gapura dan Tong Sampah di Pulau Sangiang ini. Pembuatan gapura dilakukan untuk bisa semakin memperkenalkan pulau yang indah ini jikalau terdapat pelancong yang berkunjung ke sini. Selain itu, disediakannya tong sampah di mana masyarakat sekitar diajak untuk mengasihi lingkungan dengan langkah kecil yang berdampak besar. Masyarakat sekitar di Pulau Sangiang pun diberikan edukasi bagaimana lingkungan sangat penting untuk masa depan manusia. 

Pulau yang ibarat dengan Bali tetapi berada di Banten ini, masih jarang didatangi oleh para wisatawan. Pulau ini pun masih sangat terlihat asri dan indah dipandang oleh mata. Para anggota HGC Tangerang Raya pun juga memperlihatkan pengetahuan bahwa sampah atau barang bekas bisa didaur ulang dan dijadikan barang olahan lainnya biar bisa berkhasiat kembali bagi masyarakat. Dengan adanya pengetahuan yang cukup, masyarakat pun bisa menyadari bahwa lingkungan haruslah dijaga dan menjadi dorongan masyarakat biar tetap menciptakan alam tetap sealami mungkin.

Ajakan dari Para Pemuda HGC Tangerang Raya

Saat ditanyakan apakah hambatan yang ditemui dikala menjadi seorang pejuang lingkungan, jawaban yang cukup tidak disangka dijawab oleh Denny Aswinata yaitu dari diri sendiri dan orang sekitar. Langkah yang paling pertama untuk menjadi pejuang lingkungan yaitu bisa menyadari dan mau mengambil tugas untuk bertindak konkret menjaga lingkungan. Pengetahuan yang didapat mengenai lingkungan yang higienis dan asri, mendorong biar kita tetap memperjuangkannya walaupun di sekitar kita belum mengetahui sedalam yang kita pahami. 

Keluarga pun menjadi salah satu tantangan biar mereka bisa ikut ambil tugas menjaga kebersihan lingkungan bersama para anggota HGC. Keluarga ialah salah satu tugas penting yang bisa mendukung para pejuang lingkungan untuk tetap terus berjuang menjaga kebersihan lingkungan. Maka dari itu, para HGC member harus bisa memperlihatkan wawasan dan pengetahuan kepada keluarga biar menjadi sebuah kebiasaan elok yang baru. Langkah awal yang memang tidak gampang dilakukan begitu saja.

Sandy, Robby dan Denny dari HGC Tangerang Raya pun juga mengajak para cowok di tempat Tangerang bahwa perubahan besar pada lingkungan bisa dilakukan dengan hal-hal yang sederhana.  Kita sanggup memulainya dengan membawa botol minum atau tumbler minum yang selain sehat, bisa diisi berulang kali tanpa menciptakan adanya polusi, ibarat botol plastik atau gelas plastik. Saat kita tidak menjalankan acara yang penting pun, kita bisa menaiki kendaraan umum biar polusi yang dihasilkan tidak bertambah banyak. Adapun penggunaan baterai dari handphone yang biasa kita isi ulang, tidak melepaskan alat charger dari stopkontak. Di mana hal itu membuang energi listrik berlebihn. 

Hal-hal gampang di atas memperlihatkan kita pemahaman bahwa setiap kegiatan kita bisa juga menghasilkan sampah yang banyak. Maka kita harus bisa mengurangi dengan aneka macam cara, ibarat yang juga telah dicanangkan oleh Pemerintah untuk membatasi penggunaan kantong plastik. Tanggal 21 Februari 2016 pun diperingati hari bersama untuk menggunakan kantung plastik dengan bijak, bahkan kantung plastik dikenakan biaya untuk setiap penggunanya pada pembelinya. Sehingga lebih baik kita membawa tas sendiri untuk selain ikut berperan dalam penjagaan kelestarian lingkungan. 

(oleh MRP)

Share : Hilo Green Community

Related Posts

Hilo Green Community
4/ 5
Oleh

0 comments : Hilo Green Community

0 comments : Hilo Green Community